Jum'at, 6 Desember 2013
Kepada, rintik hujan yang berlomba-lomba jatuh ke bumi...
Tiada yang lebih tabah darimu, hujan. Kau tak pernah lelah menciumi bumi yang kering hingga basah, tanpa pernah berharap balas. Tetes demi tetesmu menyeruakkan aroma tanah merah, parfum alam yang menenangkan seluruh panca indera. Menyeruak hingga sesak memenuhi rongga dada. Begitu pun alunan rintikmu, bagai terapi bagi gendang telinga yang hidup di kota bising ini.
Tiada yang lebih tabah darimu, hujan. Kau tak pernah marah ketika kami mengeluh atas kehadiranmu yang kadang tak diharapkan. Kau tak pernah kecewa ketika kami yang mengaku-ngaku mencintaimu, namun tak mau disentuh olehmu. Kami tetap saja melindungi kepala dusta ini dengan payung-payung kesombongan. Tak membiarkan kepala kami dibelai oleh buaian rintikmu.
Tiada yang lebih tabah darimu, hujan. Kau menerima alasan kami menghindarimu karena takut sakit. Kau dengarkan segala harapan kami agar tangismu segera mereda.
Terimakasih, hujan...
Tiap tetesmu memberi berkah bagi kami.
Hari ini kehujanan, sampai kebanjiran. Suratnya baru aku kirim menuju tengah malam. Semoga bisa sampai pada tanggal yang sama, ya! Kan sudah pakai kilat khusus :)
Salam,
Dek Agit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar