Selasa, 17 Desember 2013
Apa Kabar?
Mungkin dua kata di atas sudah terlalu familiar sebagai kalimat pembuka surat. Aku tak akan mengucapkan selamat pagi, siang, sore atau malam kepadamu. Aku hanya ingin tahu kabarmu.
Beberapa hari ini kamu menghilang. Lagi. Untuk yang ke-sekian kali. Entah apa yang kamu pikirkan saat ini sehingga rasanya jarak yang telah terbentang jauh di antara kita, semakin bertambah jauh. Kamu, semakin tak tergapai olehku.
Aku harap kamu baik-baik saja. Walau disini keadaanku tak begitu baik. Aku demam lagi, sakit lagi. Setelah dua hari lalu bertahan dalam hujan lebat dan harus berjuang melintasi banjir hingga tengah malam. Namun sepertinya kamu tak tertarik untuk tahu itu, bukan? Kamu sudah tak se-peduli dulu lagi. Kamu... entahlah. Aku rasa kamu berbeda. Atau ini hanya pendapatku saja?
Aku sakit lagi.
Dan keadaan itu semakin parah karena nafsu makanku yang semakin menghilang. Bahkan sebuah pisang atau sebatang cokelat yang biasanya tak pernah ku tolak, kali ini hanya hambar di mulut. Hitung-hitung menahan diri dari serangan rindu yang bertubi-tubi, yang kadang membuat emosiku naik karena kamu tak kunjung berkabar, akhirnya aku memutuskan untuk berpuasa. Dan ini telah berjalan hampir satu minggu. Namun sekali lagi, kamu tak perlu tahu.
Aku bete.
Gak usah pake salam-salaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar