Minggu, 27 Oktober 2013

Jarak






Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Ya, saya baru tau definisi mengenai jarak melalui wikipedia yang beberapa detik lalu saya buka melalui search engine bernama google. Jarak bisa diukur dan memiliki satuan. Jarak ke puncak gunung, jarak lintasan balap, jarak antar kota atau jarak lintas benua. Semua bisa diukur, juga bisa ditempuh.

Jarak dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo berkisar 20 km dan bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki sesuai waktu yang dibutuhkan. Jarak lintasan balap lari pada Jakarta Marathon beragam dari yang 10 km, 21 km hingga 42 km. Jarak antara Jakarta dan Surabaya berkisar 784 km, bisa ditempuh melalui jalur darat selama dua belas jam, atau dengan melintasi udara selama kurang dari dua jam. Semua bisa diukur dengan satuan, juga bisa ditempuh sesuai kebutuhan.

Saya tau, sudah cukup jauh jarak yang kaki kecil saya tempuh untuk berpindah-pindah dari kota ke kota atau dari gunung ke gunung. Beberapa teman saya yang memiliki hobi berlari pun selalu rutin menambah lintasan jarak untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas larinya. Semua ini dilakukan untuk apa? Untuk mengetahui sampai mana kita berpindah dari tempat asal. Untuk mengoreksi seberapa jauh pencapaian kita. Dan yang paling penting, untuk menemukan pemikiran dan ide-ide baru. Memberi nilai kepada setiap hal baru yang kita temukan tiap kali berpindah.

Jarak...

Saya tak pernah menganggap jauh suatu tempat yang jaraknya ribuan kilometer dari tempat saya berada. Saya tau tempat itu jauh, namun saya selalu menganggapnya dekat. Mengapa? Karena saya masih bisa menempuhnya. Saya masih bisa menggapainya. Saya masih bisa kesana, walau entah dengan apa. Bekasi - Tangerang atau Bekasi - Bogor saja saya lalui bersama Albert (Motor kesayangan). Ke luar Jabodetabek masih bisa saya tempuh dengan bis atau kereta. Antar pulau juga masih bisa ditempuh dengan kapal atau pesawat. Bahkan puncak-puncak gunung yang tinggi pun bisa ditempuh. Lalu mengapa masih saja bilang jarak dari A ke B itu jauh?

"Semua yang terukur bisa ditempuh. Yang menakutkan adalah yang tak dapat diukur, hanya dapat dirasa." - Bayu.

Bagi saya,
Jarak yang paling jauh adalah ketika dua orang saling mencintai, namun keduanya tak dapat saling percaya.

Hal ini kerap terjadi dalam hubungan jarak jauh yang dianut oleh banyak orang. Bahkan dulu, nenek moyang kita pun merasakan hubungan jarak jauh. Ketika bertahun-tahun ditinggal suami yang pergi berlayar atau mungkin berperang. Nenek moyang kita dengan setianya menunggu sang suami pulang, walau tak jarang mereka hanya pulang dengan nama dan jasad yang sudah tiada. Sementara kini, kita yang disibukkan oleh teknologi modern, dengan berbagai kecanggihan aplikasi chat yang bisa dengan mudahnya menanyakan kabar pasangan, masih saja sulit untuk setia, masih saja bermodus-modus ria.

Yang deket aja ninggalin, apalagi yang jauh...

Jarak bukanlah beban. Namun krisis kepercayaan yang kerap kali memberatkan. Saya tak pernah mengerti apa maksud terciptanya sebuah hubungan bila salah satunya, atau mungkin keduanya tak saling percaya. Bagi saya, jika dua orang saling cinta, seharusnya mereka saling percaya, saling menjaga. Saling menjaga bukanlah setiap saat ada di depan mata, bukan juga selalu sedia mengantar kemana-mana. Saling menjaga hati dan pikiran, bahwa keduanya sama-sama setia, keduanya sama-sama menunggu, sama-sama memiliki tujuan yang sama, tanpa ada sedikitpun niat untuk meninggalkan. Percayalah, Tuhan pasti menjaga hatinya.

Bagi saya,
Jarak yang paling jauh adalah ketika dua orang saling mencintai, namun hanya satu orang saja yang berjuang.

Perasaan seseorang memang pasang surut. Bisa saja hari ini ia begitu berbunga-bunga namun keesokan harinya tiba-tiba lupa. Tuhan memang Maha Membolak-balikkan hati manusia. Namun seberapa lama seseorang bisa bertahan untuk berjuang, jika dirinya selalu diabaikan? Dan apalah gunanya suatu hubungan bila keduanya sudah sama-sama menyerah...

Dan yang terakhir,
Jarak yang paling jauh adalah ketika dua orang saling mencintai, namun keduanya lupa dengan Tuhan.


Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya...
Apakah rasa suka itu semakin besar,
atau semakin memudar
- Tere Liye -





Tulisan ini terinspirasi dari Keyko, Bayu, Imam dan Kamu.... para pejuang jarak!
Karena jarak lah yang bisa membuktikan seberapa jauh kita bertahan :))

2 komentar: