Selasa, 16 Juni 2015

Ditinggal Pergi

"Tak perlu terlalu erat menggenggam. Sewajarnya saja. Sehingga saat butuh dilepaskan, lebih mudah melepaskannya. - Adjie Silarus"

Malam itu, selepas kepulangannya tiga puluh menit lalu, ia mengabariku melalui aplikasi chatting perihal kepergiannya yang mendadak. Urusan mengantar temannya jalan-jalan, kilahnya, sambil berupaya menenangkanku yang tentu saja ia tahu, aku akan khawatir apabila ia melangkah seorang diri, tanpa aku sebagai si juru masak dan pengingat waktu ibadahnya.

Gratisan. Kilahnya lagi. Kali ini aku tak bisa mencegahnya seperti yang sudah-sudah, mengingat bahwa diriku sendiri pun tidak pernah bisa dilarang untuk pergi seorang diri dan meninggalkannya begitu saja. Tentu tak adil apabila aku egois lagi.

Dan untuk kali ini, aku mengizinkannya untuk pergi. Biarkan ia merasakan bagaimana sulitnya menapaki perjalanan tanpaku.

Terlebih lagi kali ini ia pergi ke tempat dimana kami pernah saling melempar pandangan di kala kami masih belum terlalu kenal, hingga selang satu tahun kemudian, kami kembali ke tempat ini dengan rasa yang saling terpaut. Terkunci rapat. Bahkan setan pun tak berani untuk mencurinya.

Malam ini,
Ia kembali ke tempat itu tanpaku,
dengan segenap sesal yang membuatnya tak dapat memejamkan mata di saat langit sedang gelap-gelapnya. 

Kepada dua malam dan satu hari yang terasa panjang,
Aku bersumpah akan menunggumu pulang.

Di malam hari,
menuju pagi...
Sedikit cemas,
banyak rindunya~

1 komentar: