"Bro.. Mau kemana?" Tanya Brian mengagetkanku.
"Langsung pulang, cewek gue ulang tahun." Jawabku tergesa sambil memasukkan bungkusan kado lengkap dengan pita ke dalam tas.
"Nanti malem ada party, bro! Yakin nggak mau ikut? Banyak cewek-cewek seksi juga!" Brian menggodaku. Ia tahu bahwa aku selalu absen apabila teman-teman di kantor mengadakan 'pesta' di klub. Bukannya sok alim, aku hanya takut terjerumus pergaulan tidak sehat.
"Gue duluan ya, bro!" Ujarku mengakhiri pembicaraan, semata-mata agar ia tak lagi membujukku.
***
Perjalanan Bekasi - Grogol di saat jam pulang kantor adalah neraka. Aku sendiri heran mengapa bisa bertahan dengan seorang wanita pendiam yang domisilinya jauh dari tempat tinggalku karena masih menyewa kost di dekat kampusnya dan berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir. Cantik, begitu aku memanggilnya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya ke-23 dan kami telah menjalin hubungan selama tiga tahun.
Cantik adalah sosok wanita yang tidak banyak menuntut. Ia juga tidak mudah marah, namun sifat diamnya kerap kali membuatku gemas sendiri. Ia tidak se-agresif sekretaris bosku yang sering kali memancing perhatian staff dengan memainkan kancing bajunya atau mengenakan rok super-mini. Beberapa kawanku, seperti Brian, juga sering mereka kerjai dengan menceplakkan bibir merah ke kemejanya yang berwarna putih. Kalau Brian sih pasti senang-senang saja. Kalau aku? Aku menganggap mereka semua murahan.
Tapi, semakin sering mereka berbuat seperti itu, aku malah semakin menikmatinya. Namanya juga kucing, kalau dikasih ikan, siapa yang bisa nolak?
Kriiiingg Kriiiingg.
Suara ponselku berdering. Tertera nama Brian di layarnya. Sudah pasti ia akan membujukku lagi. Aku mengangkat telfon sambil mendengus malas.
"Brooo... yakin nggak mau nyusul? Cewek lo di Grogol, kan? Dari Grogol lo langsung ke Kemang aja. Gile brooo, Katty, sekretaris bos yang paling sopan, dateng pake dress transparan! Gokiiil... Kapan lagi liat Katty buka-bukaan!"
Klik.
Telefon kuputus. Membayangkan sosok Katty yang pendiam dan berani berbusana nekat sukses membuat kemaluanku berdiri. Entah mengapa, aku selalu menyukai sosok wanita pendiam. Kemacetan Bekasi-Grogol seolah tak ada apa-apanya karena bayang-bayang lekuk tubuh Katty yang menari-nari. Mobilku tiba-tiba sampai di depan rumah kost Cantik.
Sesaat setelah mesin mobil kumatikan, sebuah kue tart mini lengkap dengan lilin yang telah ku nyalakan dengan korek api, kini siap ku bawa ke kostnya. Tak lupa kukantongi sebuah kotak kecil yang berisi kado untuknya. Dengan santai, aku membuka pintu mobil dan berjalan menuju terasnya. Kulihat pintu kamar yang terbuka. Tanpa basa-basi, aku menyembulkan kepala ke dalam kamar dan berseru, "Selamat ulang tahun, Cantiiiiiik!"
Prakkk...
Kue tart mini lengkap dengan lilin di tanganku seketika terhempas ke bumi. Tanganku lemas. Lututku gemetar. Kado untuk Cantik yang berisi cincin emas untuk melamarnya, jatuh begitu saja.
Cantik sedang berciuman dengan pria lain,
dengan kue tart besar yang berada di hadapan mereka.
***
"Ayo brooo, tambah lagi minumnya." Ujar Brian. Aku mulai cegukkan. "Semua cewek sama aja, bro. Murahan!" Lanjut Brian. Aku menangis sambil tertawa. Sebentar lagi sakit jiwa.
"Sayang... Kamar yuk..." Katty merayuku, kemudian dengan sukses menyeretku ke pelukannya, dan membenamkan wajah polosku ke belahan dadanya.
Di malam yang dingin dan gelap sepi,
benakku melayang pada kisah kita...
Terlalu manis, untuk dilupakan..
Kenangan yang indah bersamamu,
tinggalah mimpi.
Terlalu manis, untuk dilupakan..
Walau kita memang tak saling cinta,
takkan terjadi..
Huwaaaaaaa.. :O
BalasHapussiiipp :D
BalasHapusnicepost, salam kenall mbakk,
ditunggu ya kunjungan baliknya :)