Selasa, 31 Desember 2013

Surat Terakhir; Ucapan Terimakasih

Selasa, 31 Desember 2013


Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam...

Mungkin selama ini kamu menunggu-nunggu surat ke-21 hingga 30. Aku sengaja tak membuatnya. Karena sepuluh hari terakhir akan tertuang semuanya disini, dalam sebuah ucapan terimakasih.

-

Terimakasih yang pertama akan ku haturkan untukmu, Ibu...
Atas luapan cintamu yang tiada batas. Yang tak pernah mengeluh ketika anakmu seringkali ceroboh. Yang tak pernah melarang anakmu bepergian seorang diri. Dan terimakasih, atas tak menunjukkan kekecewaanmu ketika lagi-lagi anakmu gagal dalam membangun sebuah hubungan.

Percayakan padaku bila jodoh itu akan datang tepat pada waktunya, Ibu. 

Terimakasih atas restu dan doa yang selalu mengiringi setiap langkahku. Cita sayang Ibu...

-

Kepada Ayah, sang pejuang nafkah yang tak pernah kenal lelah.
Dalam rambut yang semakin putih dan kulitmu yang tampak keriput. Yang selalu pulang malam dalam pakaian lusuh dan mata berkantung. Yang mencukupi kebutuhan anak-anaknya tanpa mengomel. Terimakasih telah menjadi panutan. Terimakasih telah memberi contoh mana yang benar dan salah. Terimakasih telah memberi kebebasan kepada kami untuk jadi apa kami nanti. Terimakasih atas dukungan yang tak pernah surut. I'M PROUD TO BE YOUR DAUGHTER!

-

Untuk kakak dan adik-adikku.
Tak pernah ada alasan mengapa aku selalu berada diantara kalian. Menjadi penengah disaat yang lainnya jengah. Terimakasih telah memberiku kesempatan menjadi adik sekaligus kakak yang baik.

-

Untuk tempat-tempat yang telah ku kunjungi selama 2013...
Bermula dari Semeru (Januari), Cidahu - Salak (Februari), Solo - Wonogiri (Maret), Papandayan (April), Pangrango (Mei), Tanjung Enim - Palembang (Juni), Bali - Lombok - Rinjani - Banyuwangi - Surabaya - Kediri - Semarang (Agustus), Gunung Gede (September), Jogja - Merbabu - Wonogiri (Oktober), Papandayan (November)

Terimakasih telah memberi pelajaran hidup yang tak bisa ku dapat dari pelajaran di sekolah manapun.

-

Untuk teman-teman seperjalanan.
Untuk supir angkot dan kondektur.
Untuk tukang gorengan dan minuman dingin.
Untuk penjual nasi.
Untuk tukang ngamen.
Untuk jalan raya dan trotoar, juga jembatan penyeberangan.
Untuk stasiun dan bandara.
Untuk terminal dan pasar.
Untuk pelabuhan dan calo' tiket.
Untuk pasien-pasien di klinik.
Untuk murid-murid di tempat les.
Untuk mahasiswa kelas malam.
Untuk hujan di bulan Desember.
Untuk masyarakat Indonesia, yang sangat ramah.
Dan untuk pejabat-pejabat tinggi negara yang super sibuk.

Terimakasih telah mewarnai hidupku.

-

Untuk pembaca blog ini dan blog sebelah, terimakasih atas kesetiaannya menunggu postingan terbaru. Terimakasih atas kritik dan komentarnya yang bersifat membangun. Karena kalian, saya berkarya.

Untuk follower twitter @agitavio dan facebook Ageta Violy Oetomo, terimakasih tak pernah ngamuk ketika linimasa dan berandanya dipenuhi sampah saya.

-

Untuk raga yang tak pernah lelah.
Yang sering terserang flu dan diare tiap kali masuk musim dingin. Raga yang jarang berolahraga. Raga yang selalu dijejalkan makanan pinggir jalan. Raga yang bekerja hampir delapan belas jam setiap harinya. 

Untuk mata, tangan, hidung, mulut dan telinga yang tak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Yang masih sering bergunjing dan tak luput dari fitnah duniawi. Yang masih sering membuang-buang waktu dengan dunia maya. Semoga kelak kita bersama-sama menjadi lebih berguna. Karena waktu tak akan pernah terlambat.

Untuk hati,
Bersabarlah.
Jangan tergesa-gesa.
Bila sampai waktunya, ia akan tiba.
Pergunakan kinerjamu sebaik mungkin.
Mencintailah selagi engkau siap, bukan dikala engkau kesepian.

----

Teruntuk pemilik raga dan seluruh alam,

Terimakasih telah memberiku nafas sampai sembilan belas tahun lebih empat bulan dan dua puluh dua hari.



Salam,


Dek Agit

1 komentar: