Yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada,
Yang menerangi sisi gelap ini
Menanti, seperti pelangi setia
Menunggu hujan reda
Aku, selalu suka
Sehabis, hujan di bulan Desember
Di bulan Desember
Sampai nanti ketika,
Hujan tak lagi meneteskan duka,
Meretas luka
Sampai hujan memulihkan, luka.
( Efek Rumah Kaca - Desember )
Geisha melempar diarinya. Sebuah buku lusuh berukuran 15 x 15 cm dengan ketebalan 5cm itu dibuangnya jauh-jauh. Ia kembali memasuki dimensi waktu empat tahun lalu. Masa dimana ia baru lima bulan merasakan masa-masa putih abu-abu. Masa dimana seorang remaja mulai mengenal cinta.
Desember 2008,
"Kita putus aja ya, kamu bisa kok dapet yang lebih baik dari aku." Sebuah pesan singkat mendarat di ponsel Geisha. Geisha yang saat itu sedang menulis diary dengan kata-kata bahagia tersontak kaget. Ia tak menyangka, baru saja ia merayakan empat bulanan dengan Ari, pacar sekelasnya. Tangan Geisha gemetar dan perlahan-lahan mengetikkan huruf-huruf di keypad ponselnya.
"Kenapa?" Jawab Geisha singkat. Limabelas menit berlalu, ponselnya bergetar lagi.
"Aku malu selalu berada dibawah kamu. Kamu jauh diatasku, aku nggak bisa sejajar sama kamu. Maafin aku." Tanpa sadar, butiran-butiran kristal bening dari pelupuk mata Geisha meluncur deras. Memang selama ini nilai tertingi dikelas selalu diraih olehnya. Ia kira, Ari akan bangga dengan prestasi yang ia raih. Namun ternyata sebaliknya.
Geisha tak membalas pesan singkat terakhir dari Ari. Begitu pula Ari, tak pernah lagi menegur Geisha. Keputusan sebelah pihak ini diam-diam menyiksa batin mereka berdua. Namun Geisha adalah sosok wanita yang tak mudah berlarut-larut dalam hal bernama cinta. Ia yakin bahwa ini bukan cinta pertamanya. Ia yakin, cinta pertama tidak akan semudah ini menyakitinya. Ia yakin akan segera mendapat penggantinya.
Semenjak putus dengan pacar pertamanya, Geisha mulai aktif disebuah Lembaga Sosial. Setiap hari sepulang sekolah ia menyempatkan diri untuk kesana, bahkan dihari libur pun ia tak pernah absen mengunjungi basecamp-nya.
Sebelum mereka putus, Geisha selalu memimpikan tahun baru yang romantis dengan pacar pertamanya. Dan putus beberapa hari sebelum tahun baru adalah hal yang begitu menyesakkan dada. Tapi beruntungnya ia ketika diberitahukan bahwa Lembaga tempatnya mengabdi akan mengadakan konser amal di pergantian tahun menuju 2009. Walaupun artis dan musisi yang ditampilkan tidak begitu terkenal, setidaknya ia memiliki kegiatan daripada hanya mengurung diri dikamar dan menggalau sepanjang liburan.
Geisha mempersiapkan diri menuju detik-detik Tahun Barunya. Kali ini ia tak kebagian tugas apa-apa dalam konser amal. Selain segala persiapannya telah dilakukan oleh Event Organizer yang telah disewa Lembaga, beberapa kru dari televisi swasta pun ikut membantu. Geisha hanya turut andil menjadi penonton saja. Ia tak pernah menyangka bahwa artis dan musisi yang sama sekali tak dikenalnya ini memiliki ratusan fans. Bahkan tiket telah berhasil terjual sebanyak sembilanratus-an dan sebentar lagi akan menuju angka ke-seribu. Ia memberanikan diri untuk bertanya kepada seseorang yang memakai baju Efek Rumah Kaca.
"Mas, Efek Rumah Kaca itu band apa ya? Kok saya baru dengar." Tanya Geisha pelan.
"Oh, kebetulan saya officialnya mbak. Kita buka stand merchandise dan CD Album tuh dipojok sana." Jawabnya seraya menunjuk sebuah stand yang berdiri didekat pintu masuk.
"Kan yang saya tanya, ini band apa mas?" Geisha menahan kesal. Mas ini agak tidak nyambung rupanya.
"Oh iya. Hehehe. Band indie mbak. No Label. Berdiri sendiri." Jawabnya sambil terkekeh.
"Kok fans-nya banyak ya, Mas?"
"Itu dia uniknya ERK, begitu kami menyingkatnya. Mereka punya lirik lagu yang nyeleneh. Nanti mbak bisa buktiin sendiri. Saya ke Backstage dulu ya mbak." Ia segera menghilang dari pandangan Geisha.
Geisha menikmati konsernya sendiri. Ditengah lapangan sebesar ini, diantara ribuan manusia yang berdiri, ia tetap kesepian. Tak mengerti jalan cerita dari konser ini sendiri. Sampai akhirnya, Efek Rumah Kaca berdiri diatas panggung dan mulai memainkan petikan-petikan melodinya.
Konser berjalan dengan aman dan tertib, namun ketika ERK menampilkan lagu yang sedikit nge-beat dan berteriak-teriak, seseorang melempar topinya kearah panggung. Beberapa orang mulai kisruh. Geisha hanya berjarak beberapa meter dari mereka. Ia linglung. Beberapa perempuan menjerit-jerit ketakutan. Gerimis turun perlahan, namun tak membantu sedikitpun untuk memadamkan kerusuhan. Geisha ambruk. Ia berpikir kalau sebentar lagi namanya akan muncul di Televisi dan koran-koran sebagai korban konser rusuh dengan keadaan mati mengenaskan karena diinjak-injak ribuan penonton.
Namun Tuhan berkehendak lain. Geisha selamat. Sebuah tangan malaikat meraihnya, membantunya berdiri dan memapahnya keluar lingkaran konser maut itu. Gerimis semakin deras. Angin berhembus membawa pesan damai. Sang Vokalis pun menyerukan kata "Peace" sebagai simbol kedamaian. Geisha menoleh kearah seseorang yang menolongnya. Tatapan mereka terkunci. Menafsirkan perasaan masing-masing. Petir menggelegar, pertanda akan turun hujan. Geisha mengaduk-aduk isi tasnya, mencari perlindungan.
Pria yang daritadi bersama Geisha melepas jaketnya. Memayungkan mereka berdua. Geisha sontak terkejut. Ia tersipu malu sambil sedikit demi sedikit menatap si pria yang ternyata memakai baju berwana biru dibalik jaketnya. Geisha mengulurkan tangan.
"Makasih yah, udah dua kali ditolongin." tuturnya pelan.
"Iyah sama-sama. Gue Vian." Jawab si pria berbaju biru seraya menjabat uluran tangan Geisha. Geisha merasakan aliran-aliran hangat mengalir lembut kedadanya. Jantungnya berdegup kencang dan mulai terasa panas dipipi.
"Gue Geisha." Uluran tangan mereka pun terlepas.
"Sekarang gue nyanyiin lagu Desember buat kalian! Yang bawa pacar, peluk pacarnya erat-erat!" Teriak sang vocalis. Mereka tersipu dibalik jaket milik Vian. Vian turut melantunkan lirik-lirik dari lagu ERK, sementara Geisha terdiam mengatur nafasnya yang mulai tersengal-sengal karena gugup yang menjalar keseluruh tubuhnya.
Sehabis, hujan di bulan Desember
Di bulan Desember..
Seperti pelangi, setia menunggu hujan reda.
(Bersambung ke Part 2 bisa klik disini)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar