Always thought I'd be ready and strong enough,
But some times I just felt I could give up.
But you came and changed my whole world now,
I'm somewhere I've never been before.
Now I see, what love means.
[Chorus]
It's so unbelievable,
And I don't want to let it go,
Something so beautiful,
Flowing down like a waterfall.
I feel like you've always been,
Forever a part of me.
And it's so unbelievable to finally be in love,
Somewhere I'd never thought I'd be.
In my heart, in my head, it's so clear now,
Hold my hand you've got nothing to fear now,
I was lost and you've rescued me some how-.
I'm alive, I'm in love you complete me,
And I've never been here before.
Now I see, what love means.
[Chorus]
When I think of what I have, and this chance I nearly lost,
I cant help but break down, and cry.
Ohh yeah, break down and cry.
[Chorus]
Now I see, what love means
Seminggu sudah aku tak mendengar lagu itu. Lagu cinta dari Mrs. July yang dijadikan kuis dalam mata kuliah Listening. Awalnya aku tak begitu suka dengan lagu yang dinyanyikan oleh Craig David itu. Seleraku jarang yang mendayu-dayu. Tapi ini beda, aku tersentuh.
Seminggu lalu, otakku menolak untuk mencerna lirik-lirik dari lagu berjudul Unbelievable barusan. Namun setelah seminggu ini, sepertinya aku mulai merindukan nada-nada dari lagu tersebut. Terlebih lagi saat ini sedang berlangsung mata kuliah komputer. Aku memanfaatkan fasilitas wi-fi. Aku terkena tulah. Aku suka lagu itu dan mulai menerka-nerka artinya. Mengait-ngaitkan dengan kehidupanku, dan menggalau disepanjang mata kuliah.
Ini benar-benar luar biasa, unbelievable..
Aku tak dapat mengertikan rasa ini sepenuhnya. Terlebih lagi malam ini ia duduk di sebelahku dan membuatku tak dapat bernapas seperti biasa. Aku tercekat, rasanya ingin pulang cepat. Namun kesempatan langka seperti ini seharusnya ku nikmati, ku syukuri. Daripada hanya bisa menatap punggungnya dari belakang? Toh lebih baik berdampingan seperti ini bukan?
Aku benar-benar tak mengerti, aku bahkan sudah memiliki kekasih yang berjalan hampir tiga tahun lamanya. Aku juga sudah menjalin ikatan serius dengan kekasihku itu. Namun sejak bertemu dengan Shinta, batinku berkecamuk. Seolah-olah gravitasi bumi dicabut dan aku melayang-layang mengitari atmosfer cintanya. Kadang aku juga seperti sedang berenang melawan arus disebuah air terjun, aku bertahan sekuat tenaga agar tak terbawa arus, namun aku tetap saja jatuh. Terjatuh lebih dalam, jauh kedasar hatinya.
Unbelievable.
Tiga jam mata kuliah terasa amat lambat. Lambat karena aku tak dapat menahan kuasaku untuk tidak menolehkan wajahku dan menatap wajahnya dalam-dalam. Lambat karena aku hanya bisa duduk mematung sambil melihat bayangan dirinya dari sudut mataku. Lambat, karena aku bahkan tersihir dengan gerak lembut tangannya ketika ia mencatat sesuatu di bukunya. Namun ketika tiga jam mata kuliah telah usai, aku merasa ini terlalu cepat, terlalu cepat untuk diakhiri. Dan aku memang harus mengakhiri penantianku ini.
Aku harus mengakhiri kegiatanku mengamatinya lagi. Aku harus kembali meletakkan hati kepada kekasihku sendiri. Aku harus tau diri, ia bahkan sudah bersuami! Suami yang selalu menunggunya pulang di parkiran kampus. Lalu aku harus bagaimana lagi?
I cant help but break down, and cry.
Now I see, what love means~
Now I see, what love means~
Agita Violy
matakuliah kewarganegaraan
Catatan Terakhir Seorang Cakra
18 Oktober 2012

Komentar ini telah dihapus oleh penulis.
BalasHapusBagus tulisan kamu.
BalasHapusTerus sepertinya kamu tahu semua gituh, kayak kondisi Masjid di Bogor terus Tata letaknya dan kemudian akses nya ke tempat itu pake bus apa juga hapal banget.
Bolang juga ya kamu ternyata.
Nulis juga perlu riset mas. Jangan asal nulis tapi gaktau isinya. Terimakasih komennya ^^
BalasHapusBaru sadar kalo ini catatan terakhir si Cakra. Berarti gak ada lagi Cakra.
BalasHapusTerima Kasih Shinta. (Cakra's Said)
etika tulisanmu kini mulai tampak dg gaya bahasa yg 'tomboi'
BalasHapussalam dahsyat