Aku tak pernah bosan untuk menatapmu, walau hanya diam-diam. Dan ketika kau menyadari sedang diperhatikan, tatapan mata kita saling bertautan, aku akan menunduk dan menyembunyikan wajah yg bersemu. Jika kau melihatku memejamkan mata sekian detik, tersenyum, lalu menghela nafas.. Ketahuilah, saat itu aku sedang merekam senyummu dihatiku. Saat tatapanku menerawang ke langit, saat itulah ku merasa, kaulah jawaban Tuhan atas semua pertanyaan.
. . . Aku tak pernah tau caramu berpikir, namun aku selalu meng-iya-kan. Bukan karena aku wanita lemah, namun cinta selalu membuatku kalah. Apa gunanya kita habiskan hari-hari dengan pertengkaran jika rindu masih juga dirasakan? Baiklah, tak peduli apa yang terjadi nanti. Bersamamu dalam waktu sesingkat inipun rasanya sudah cukup. Kau sudah dewasa, Sayang. Pilihlah.. Cinta bukan pemaksaan, maka cinta tak butuh pengorbanan. Jgn pernah menganggap dirimu berkorban, namun inilah cinta yang kau perjuangkan. . . .
"Cinta.. cinta.. Makan tuh cinta!" jika kumakan, lalu cintamu habis, aku lebih memilih mati kelaparan dengan cintamu yg masih digenggaman. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Dan semoga Tuhan hanya memisahkan kita hanya dengan kematian. Ketika kau berkata, 'berani mencintai, harus berani sakit hati'. Untuk apa kau susun rencana agar kita sakit hati jika rasa cinta masih kita miliki?
. . . Entah berapa kali aku melihatmu tertidur. Seberapa lelahkah dirimu, Sayang? Bukan karena lelah untuk mengerti diriku kan? Sekarang aku mengerti, Tuhan memberimu sifat angkuh dan tidak peduli, agar aku bersyukur saat kau tiba-tiba perhatian dan menggemaskan. Sayang, selamat tidur ya. Aku masih menunggumu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar