Kamis, 12 Desember 2013
Selamat Pagi, Ibu Kantin yang ramah.
Pagi ini kau terlihat segar dengan setelan gamis dan kerudung berwarna merah muda. Seulas senyum tipis di bibirmu nampak berwarna lebih merah dari biasanya. Ah, pasti hari ini kau dandan, ya?
Kau selalu memarahi, bila aku hanya membeli sebungkus kerupuk atau mencomot dua buah gorengan untuk makan siang. "Makan yang benar, pakai nasi." Katamu tegas, namun aku tak pernah menurut. Malah kabur dari kantin agar tak kau suruh makan lagi.
"Gimana mau besar kalau makannya cuma kerupuk atau gorengan!!" Kau selalu berteriak seperti itu sambil mengarahkan centong sayur yang kau genggam ke arahku. Lagi dan lagi, aku hanya terkikik geli.
Kau punya partner di kantor tempatku bekerja. Menurutku, umur kalian tak begitu jauh. Seorang bapak dengan badan yang nampak kurus sepertimu, setiap hari bertugas mengantar minum ke ruanganku.
"Selamat Pagi, Mbak Gita. Ini minumnya pagi ini. Teh panas seperti biasa, tidak begitu manis." Ujar si Bapak tiap kali mengantar minuman. Aku tak akan kabur atau terkikik seperti saat Ibu Kantin menyuruhku makan. Aku akan menyambut si Bapak dengan ucapan terimakasih. Teguk demi teguk teh yang kau buat menemaniku bekerja dari pukul delapan pagi hingga pukul dua siang.
Hmmm... Sayang sekali. Teh pagi ini sedikit lebih manis dari biasanya, Pak!
Ah, kalian.
Begitu perhatian dengan asupan giziku selama di kantor.
Andai saja kalian mengerti internet, pasti surat ini membuat kalian haru membacanya.
Sudah, kembali bertugas.
Selamat melayani pelanggan, Ibu Kantin yang ramah...
Selamat mengantar teh ke ruangan lain, Bapak Pengantar Minum yang baik hati...
Salam,
Mbak Gita
Divisi Laboratorium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar