Dan secangkir kopi pahit dihadapanku,
Menggodaku,
Jari jemariku yang tak segan memeluk cangkir panas dan beruap
Menghangatkan hidung dengan menghirup aromanya
Membangkitkan liur ketika diseruput
Membasahi bibir yang mulai kering
Membasuh kerongkongan yang tercekat
Tak henti-hentinya membuat lidah mengecap
Secangkir kopi pahit dihadapanku,
Mengajarkanku,
Dengan merasakan pahit, aku baru bisa merasakan manis.
Dengan merasakan pahit, aku baru bisa merasakan manis.
Dengan menghadapi kenyataan yang pahit,
Aku akan sadar begitu banyak kemanisan yang telah kudapat,
Maka bersyukurlah...
Secangkir kopi pahit dihadapanku,
Kini tinggal ampas,
Berpahit-pahitlah, berlelah-lelahlah,
Manisnya hidup akan terasa setelah kau lelah berjuang...
Februari 2013, dari Kaki Gunung Salak
Agita Violy

Tidak ada komentar:
Posting Komentar