Entah apa yang mendorongku untuk membuat postingan khusus untuk Anak Kecil dan Lansia. Menurutku, mereka spesial. Bukan, bukan se-spesial nasi goreng pakai telur-tidak pedas-karetnya dua. Bukan. Mereka jauh lebih spesial dari hal itu.
Mengingat lagi kesibukanku dua bulan terakhir...
Aku bekerja di sebuah klinik swasta yang letaknya di daerah perkampungan sebagai petugas laboratorium, yang kerjanya menganalisis penyakit seseorang melalui cairan tubuh kemudian dilakukan serangkaian uji coba --oke, cukup (akan panjang bila membahas itu disini). Sebagian besar pasien disini berasal dari keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah. Rata-rata dari mereka berpenampilan seadanya, tidak petentang-petenteng seperti pasien-pasien di rumah sakit atau laboratorium swasta taraf internasional. Mereka pun ramah dan jauh lebih sopan. Tak banyak merengek dan selalu patuh ketika diberi instruksi agar diambil darah. Dan yang paling penting, tak pernah membentak-bentak petugas. Inilah yang membuka pintu hatiku untuk mengabdi disini.
Mungkin adat atau kebiasaan masyarakat mereka yang sangat sopa atau mungkin didikan dari kecil, seringkali kutemukan kaki-kaki telanjang ketika memasuki klinik. Alas kaki mereka di tinggal diluar. Alasannya, "Takut Kotor". Karena lantai klinik sangat bersih dan berwarna putih, lagipula di depan pintu disediakan keset. Kemudian, sering pula kutemukan serombongan sanak saudara dari pasien yang datang untuk sekedar menjenguk. Mereka datang serombongan, kadang menyewa angkot bahkan beberapa kali ku lihat mereka datang dengan menggunakan mobil bak terbuka. Kadang haru, kadang terasa miris. Hatiku tak bisa mengungkapkannya.
Anak kecil dan Lansia...
Merupakan jenis pasien dengan jumlah terbanyak. Setiap selesai mengambil darah ke ruangan Anak Kecil atau Lansia, aku pasti merenung di Laboratorium. Selalu terbayang wajah mereka yang melas karena merasakan sakit yang dideritanya. Kadang sering terlihat raut muka dengan tangis yang ditahan. Hatiku meringis. Mereka sakit, namun pasrah. Pasrah akan diberi tindakan seperti apapun oleh petugas, selalu mereka turuti. Tanpa sedikitpun memberontak.
Ternyata, status sosial kadang bisa memengaruhi tingkat kesopanan seseorang...
Aku belajar banyak dari mereka...
Kakek tua yang menggenggam tangan istrinya sepanjang hari, sementara sang istri dengan kulit yang tak kalah keriput hanya bisa menangis melihat suaminya terbaring lemah dengan selang oksigen menyumbat kedua lubang hidungnya. Dengan napas yang tersengal-sengal, beliau mengeluh, "Nyai, Abah gak kuat.. Sakit Nyai..." Sementara aku, mau tak mau, harus tetap menjalankan tugas untuk mengambil dan memeriksa darahnya. Aku harus menyuntiknya, menambah kesakitan yang telah dirasakannya. Aku merasa sangat berdosa. Dan aku, mengetik ini sambil menangis.
Atau, pasien anak kecil..
Dari yang seukuran bayi merah hingga yang seumuran anak SD. Kadang ada yang meronta, namun sejatinya mereka hanya tak mau ditambah rasa sakitnya oleh apa yang kulakukan. Sekali lagi, aku merasa sangat berdosa.
Namun, dibalik segala kejahatan dan dosa-dosa yang ku lakukan di klinik, aku memiliki tugas lain di sebuah lembaga kursus. Dan lagi-lagi yang kuhadapi adalah anak kecil.Tapi mereka tak menangis, tak meronta ataupun merasa kesakitan. Kami bernyanyi riang setiap harinya, berlomba menghapal kosakata, beradu games dan sebagainya. Aku mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa inggris. Kali ini, aku merasa hidupku seimbang.

Terimakasih Kakek dan Nenek Tua, Para Lansia..
Juga Anak Kecil yang sebenarnya mudah diatur..
Dengan umur yang semuda ini,
aku telah diberi kesempatan untuk mengenal dan belajar banyak dari kalian :)
aku telah diberi kesempatan untuk mengenal dan belajar banyak dari kalian :)
Postingan ini aku dedikasikan kepada...
Mbah Lanang
yang tanggal 9 Maret 2013 lalu
meninggalkan kami semua
untuk menyusul Mbah Wedhok :')
serta adik kecilku,
Avierre Ghania,
yang selalu menyambutku riang ketika tiba dirumah,
menguapkan segala lelah,
menguapkan segala lelah,
Selamat memasuki usiamu ke delapan bulan :-*
Pekerjaan yg sangat mulia :)
BalasHapusSuksea yha kak ^_^
thx kakak :))
BalasHapuskakek itu beruntung :) walaupun sakit tapi masih ditemani orang tercinta.. tidak semua orang menikmatinya
BalasHapusand this article is really you.
BalasHapusbkan lg kata mutiara mu :
"dan yg kutulis bkanlah aku atau mungkin aku"
lali aku, intine ngunu kui lah
and this article is really about you.
BalasHapusgk kata2 sakti mu maneh
"yg ku tulis bukan sbenar ny aku, atau mungkin aku"
lali aku, intine ngunu kui lah